Seorang pakar dan
peneliti masalah permukiman Al-Quds, Ala Raimawi mengkhawatirkan akibat
penggalian Israel yang terus menerus terhadap Masjid Al-Aqsha
Mubarak. Dalam wawancaranya dengan harian Palestine Raimawi menyebutkan,
pemerintah Israel masih melanjutkan penggalian illegal mereka dalam proyek
yahudisasi dan permukiman di Al-Quds. Penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha akan
mengakibatkan rubuhnya masjid tersebut dalam beberapa bulan ke depan. Mengingat
semakin kritisnya fondasi yang menopang masjid di bawahnya.
Penodaan yang bertambah
Raimawi mengisyaratkan,
hampir setiap hari terjadi longsor dan jalan roboh, terutama di jalan utama
yang menuju Al-Aqsha dan Kota Lama. Seperti di wilayah Silwan dan di salah satu
jalan protocolnya. Sejumlah pohon yang berada di dalam areal Al-Aqsha sudah pada
doyong. Retakan-retakan yang menganga di sekitar Al-Quds, akibat penggalian
terowongan di bawahnya.
Dengan
terowongan-terowongan itu, Israel bermaksud membuat jaringan yang panjang dan
lebar sebagai basis kota David yang mereka rencanakan. Pada saatnya nanti
organisasi Israel akan mendeklarasikan kota tersebut. Raimawi menyebutkan,
lebih dari 25 yayasan Israel telah membuat rencana besar dan telah memobilisasi
dana yang tak sedikit untuk merealisasikan mimpinya. Rencana ini akan
meningkatkan tekanan kepada para pejabat Israel di Kota Lama dan Masjid
Al-Aqsha untuk merealisasikan mimpinya. Oleh karena itu, bangsa Arab dan
Palestina sebentar lagi akan menyaksikan keruntuhan terbesar Masjid dan
diperkirakan akan terjadi pada musim dingin ini. Sebagai bukti, penggalian
Israel sudah dilakukan di sejumlah wilayah purbakala Al-Quds, sementara mereka
tidak memperbolehkan siapapun merenovasinya serta menghalangi bangsa Palestina
untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.
Hakikat Penggalian
Raimawi menegaskan, banyak
sekali cerita tentang penggalian dan pembangunan kota terowongan yang telah
mengoyak kota suci ini. Kami berupaya semaksimal mungkin menggambarkannya dari
empat sudut berbeda dari Masjid Al-Aqsha. Diantara semua terowongan yang ada di
Al-Aqsha, yang paling berbahaya adalah yang terletak di sebelah selatam masjid.
Dimana sejumlah ormas Israel berupaya untuk membangun kota David. Suatu kota
yang terbentang dari Ain Silwan hingga pagar Al-Aqsha bagian utara.
Diperkirakan tahun ini merupakan tahun pemancangan di empat sudut situs terbaru
dari penggalian bagian selatan masjid. Sementara tiga sudut lain masih terus
berlanjut, agar semuanya menjadi tujuh wilayah galian dalam satu arah saja.
Adapun bagian barat dari
Al-Aqsha yang merupakan wilayah utama dari kota Yahudi sedang dibangun di bawah
masjid. Dinataranya tempat kunjungan, jalan yang menghubungkan ke bagian
selatan kota di Silwan serta bagian utaranya. Disana juga terdapat sebagian
besar gerbang menuju Al-quds. Sebagian lembaga Zionis menyebutkan, bahwa jumlah
situs galian mencapai 13 titik. Di wilayah inilah sedang dibangun koridor dasar
untuk bisa sampai kepada Qubbah Sakhra.
Data ini mengungkap
tentang bahaya yang besar yang bisa saja menimbulkan longsor setiap saat.
Sementara itu, wilayah
utara, ada sejumlah terowongan tepat di bagian barat daya Masjid Al-Aqsha,
terutama sekolah Umar ibnu Khottob. Saat ini, galian Zionis sudah sangat
terbuka. Tapi, apa yang tidak terlihat lebih besar dari apa yang terlihat
selama ini.
Tujuan di lapangan
Raimawi berpendapat,
tujuan ormas Zionis melakukan hal ini adalah untuk menghabisi tanda-tanda
bangunan selain yahudi di Al-Quds. Hasil ini bertolak dari sejauh mana kegiatan
mereka di lapangan.
Buktinya ada sekitar 25
galian lebih di bawah masjid dan daerah distrik Kota Lama. Sebagai akibat dari
penghancuran 200 rumah warga Palestina, ditambah perampasan terhadap 200 rumah
lainya untuk kepentingan Israel. Mereka telah memberikan surat peringatan
penghancuran terhadap 1600 rumah.
Tindakan politik Zionis
ini dibangun diatas penodaan secara langsung terhadap benda-benda bersejarah di
Al-Quds. Seperti yang terjadi pada Batu peninggalan raja bani Umayah yang sudah
di hilangkan dari Al-Aqsha. Juga penodaan terhadap kuburan bersejarah milik
kaum muslimin dan pembangunan taman-taman, tempat rekreasi di atasnya. Ditambah
pencurian secara besar-besaran terhadap peninggalan bersejarah bangsa Arab,
terutama wilayah dimana terdapat sisa-sisa peradaban Arab Kan’an (nenek moyang
bangsa Arab).
Perlindungan
Amerika
Semua tindakan Zionis
ini berjalan seiring dengan pandangan politik Amerika. Tampaknya ada gerakan
menuju pergiliran kekuasaan terhadap kota suci ini antara bangsa Yahudi, Arab
dan Kristiani. Dalam arti bahwa kekuasaan utama ada di tangan Israel dengan
menambahkan otoritas mereka terhadap kota tersebut, secara undang-undang dengan
perlindungan dunia internasional atas perampokan besar-besaran terhadap sejarah
bangsa Arab di Al-Quds.
Raimawi menambahkan,
inilah yang menjadikan kita melihat dengan kepala sendiri robohnya al-Quds sebagai
akibat dari penggalian dan sebagai akibat rontoknya sejarah dan pemberian
legalitas bagi pencuri Al-Quds untuk berdaulat di sana.
Dalam pada itu, Raimawi
mengkritik keras sikap jumud bangsa Arab terhadap masalah Al-Aqsha ini, berupa
konspirasi yang hampir final mencapai targetnya. Tampaknya kerja nyata dan
gerakan merupakan udang-undang tak tertulis dari alam yang telah hilang dari
ummat ini. Sebaliknya telah menjadi logika khas musuh-mush kita. Namun kali
ini, tentunya kita harus kaluar dari sikap membisu kepada kerja nyata. Dari
dokumentasi dan kajian atas kejahatan mereka, kepada kerja nyata dalam
menghadapinya yang dapat melindungi Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha.
Sebagai usulan, harus
ada upaya untuk menggabungkan semua kekuatan, baik dari pemerintahan, rakyat
dan pihak-pihak terkait dengan pimpinan OKI untuk mendesak dunia internasional
dan lembaga ataupun badan yang selama ini mendukung Israel. Disamping deklarasi
secepatnya untuk memulai langkah nyata dalam membongkar kejahatan Zionis serta
memperkarakanya ke mahkamah internasional. Sepeti juga menjadikan Al-Quds
sebagai ibu kota budaya bagi semua Negara yang tergabung dalam OKI. Selain itu,
diperlukan secepatnya pemahaman yang merata dan nyata tentang pentingnya
dukungan dan rekonntruksi kota Al-Quds sebagai bagian dari upaya
menyelamatkanya.
Sebagai rekomendasi
diusulkan kepada bangsa Palestina untuk menyatukan sikap dan langkah mereka
dalam masalah Al-Quds. Seperti membuat program bersama untuk mengembalikan
semangat pembelaan sebagai acuan utama dan akan tetap menjadi sentral kerja
kita. Terutama kita mengingatkan gerakan Hamas dan Fatah dalam hal ini. Jika
tidak maka kita akan menyaksikan, Al-Quds tanpa masjid dan ummat islam tanpa
kemuliaan dan sejarah yang dicuri mereka, tanpa ada pergerakan dan pembelaan.
(asy)
Seorang pakar dan
peneliti masalah permukiman Al-Quds, Ala Raimawi mengkhawatirkan akibat
penggalian Israel yang terus menerus terhadap Masjid Al-Aqsha
Mubarak. Dalam wawancaranya dengan harian Palestine Raimawi menyebutkan,
pemerintah Israel masih melanjutkan penggalian illegal mereka dalam proyek
yahudisasi dan permukiman di Al-Quds. Penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha akan
mengakibatkan rubuhnya masjid tersebut dalam beberapa bulan ke depan. Mengingat
semakin kritisnya fondasi yang menopang masjid di bawahnya.
Penodaan yang bertambah
Raimawi mengisyaratkan,
hampir setiap hari terjadi longsor dan jalan roboh, terutama di jalan utama
yang menuju Al-Aqsha dan Kota Lama. Seperti di wilayah Silwan dan di salah satu
jalan protocolnya. Sejumlah pohon yang berada di dalam areal Al-Aqsha sudah
pada doyong. Retakan-retakan yang menganga di sekitar Al-Quds, akibat
penggalian terowongan di bawahnya.
Dengan
terowongan-terowongan itu, Israel bermaksud membuat jaringan yang panjang dan
lebar sebagai basis kota David yang mereka rencanakan. Pada saatnya nanti
organisasi Israel akan mendeklarasikan kota tersebut. Raimawi menyebutkan,
lebih dari 25 yayasan Israel telah membuat rencana besar dan telah memobilisasi
dana yang tak sedikit untuk merealisasikan mimpinya. Rencana ini akan
meningkatkan tekanan kepada para pejabat Israel di Kota Lama dan Masjid
Al-Aqsha untuk merealisasikan mimpinya. Oleh karena itu, bangsa Arab dan
Palestina sebentar lagi akan menyaksikan keruntuhan terbesar Masjid dan
diperkirakan akan terjadi pada musim dingin ini. Sebagai bukti, penggalian
Israel sudah dilakukan di sejumlah wilayah purbakala Al-Quds, sementara mereka
tidak memperbolehkan siapapun merenovasinya serta menghalangi bangsa Palestina
untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.
Hakikat Penggalian
Raimawi menegaskan,
banyak sekali cerita tentang penggalian dan pembangunan kota terowongan yang
telah mengoyak kota suci ini. Kami berupaya semaksimal mungkin menggambarkannya
dari empat sudut berbeda dari Masjid Al-Aqsha. Diantara semua terowongan yang
ada di Al-Aqsha, yang paling berbahaya adalah yang terletak di sebelah selatam
masjid. Dimana sejumlah ormas Israel berupaya untuk membangun kota David. Suatu
kota yang terbentang dari Ain Silwan hingga pagar Al-Aqsha bagian utara.
Diperkirakan tahun ini merupakan tahun pemancangan di empat sudut situs terbaru
dari penggalian bagian selatan masjid. Sementara tiga sudut lain masih terus
berlanjut, agar semuanya menjadi tujuh wilayah galian dalam satu arah saja.
Adapun bagian barat dari
Al-Aqsha yang merupakan wilayah utama dari kota Yahudi sedang dibangun di bawah
masjid. Dinataranya tempat kunjungan, jalan yang menghubungkan ke bagian
selatan kota di Silwan serta bagian utaranya. Disana juga terdapat sebagian
besar gerbang menuju Al-quds. Sebagian lembaga Zionis menyebutkan, bahwa jumlah
situs galian mencapai 13 titik. Di wilayah inilah sedang dibangun koridor dasar
untuk bisa sampai kepada Qubbah Sakhra.
Data ini mengungkap
tentang bahaya yang besar yang bisa saja menimbulkan longsor setiap saat.
Sementara itu, wilayah
utara, ada sejumlah terowongan tepat di bagian barat daya Masjid Al-Aqsha,
terutama sekolah Umar ibnu Khottob. Saat ini, galian Zionis sudah sangat
terbuka. Tapi, apa yang tidak terlihat lebih besar dari apa yang terlihat
selama ini.
Tujuan di lapangan
Raimawi berpendapat,
tujuan ormas Zionis melakukan hal ini adalah untuk menghabisi tanda-tanda
bangunan selain yahudi di Al-Quds. Hasil ini bertolak dari sejauh mana kegiatan
mereka di lapangan.
Buktinya ada sekitar 25
galian lebih di bawah masjid dan daerah distrik Kota Lama. Sebagai akibat dari
penghancuran 200 rumah warga Palestina, ditambah perampasan terhadap 200 rumah lainya
untuk kepentingan Israel. Mereka telah memberikan surat peringatan penghancuran
terhadap 1600 rumah.
Tindakan politik Zionis
ini dibangun diatas penodaan secara langsung terhadap benda-benda bersejarah di
Al-Quds. Seperti yang terjadi pada Batu peninggalan raja bani Umayah yang sudah
di hilangkan dari Al-Aqsha. Juga penodaan terhadap kuburan bersejarah milik
kaum muslimin dan pembangunan taman-taman, tempat rekreasi di atasnya. Ditambah
pencurian secara besar-besaran terhadap peninggalan bersejarah bangsa Arab,
terutama wilayah dimana terdapat sisa-sisa peradaban Arab Kan’an (nenek moyang
bangsa Arab).
Perlindungan
Amerika
Semua tindakan Zionis
ini berjalan seiring dengan pandangan politik Amerika. Tampaknya ada gerakan
menuju pergiliran kekuasaan terhadap kota suci ini antara bangsa Yahudi, Arab
dan Kristiani. Dalam arti bahwa kekuasaan utama ada di tangan Israel dengan
menambahkan otoritas mereka terhadap kota tersebut, secara undang-undang dengan
perlindungan dunia internasional atas perampokan besar-besaran terhadap sejarah
bangsa Arab di Al-Quds.
Raimawi menambahkan,
inilah yang menjadikan kita melihat dengan kepala sendiri robohnya al-Quds
sebagai akibat dari penggalian dan sebagai akibat rontoknya sejarah dan
pemberian legalitas bagi pencuri Al-Quds untuk berdaulat di sana.
Dalam pada itu, Raimawi
mengkritik keras sikap jumud bangsa Arab terhadap masalah Al-Aqsha ini, berupa
konspirasi yang hampir final mencapai targetnya. Tampaknya kerja nyata dan
gerakan merupakan udang-undang tak tertulis dari alam yang telah hilang dari
ummat ini. Sebaliknya telah menjadi logika khas musuh-mush kita. Namun kali
ini, tentunya kita harus kaluar dari sikap membisu kepada kerja nyata. Dari
dokumentasi dan kajian atas kejahatan mereka, kepada kerja nyata dalam menghadapinya
yang dapat melindungi Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha.
Sebagai usulan, harus
ada upaya untuk menggabungkan semua kekuatan, baik dari pemerintahan, rakyat
dan pihak-pihak terkait dengan pimpinan OKI untuk mendesak dunia internasional
dan lembaga ataupun badan yang selama ini mendukung Israel. Disamping deklarasi
secepatnya untuk memulai langkah nyata dalam membongkar kejahatan Zionis serta
memperkarakanya ke mahkamah internasional. Sepeti juga menjadikan Al-Quds
sebagai ibu kota budaya bagi semua Negara yang tergabung dalam OKI. Selain itu,
diperlukan secepatnya pemahaman yang merata dan nyata tentang pentingnya
dukungan dan rekonntruksi kota Al-Quds sebagai bagian dari upaya
menyelamatkanya.
Sebagai rekomendasi
diusulkan kepada bangsa Palestina untuk menyatukan sikap dan langkah mereka
dalam masalah Al-Quds. Seperti membuat program bersama untuk mengembalikan
semangat pembelaan sebagai acuan utama dan akan tetap menjadi sentral kerja
kita. Terutama kita mengingatkan gerakan Hamas dan Fatah dalam hal ini. Jika
tidak maka kita akan menyaksikan, Al-Quds tanpa masjid dan ummat islam tanpa
kemuliaan dan sejarah yang dicuri mereka, tanpa ada pergerakan dan pembelaan.
(asy)
0 komentar:
Posting Komentar