Jumat, 20 September 2013

Air dan sanitasi

Paris pada awalnya hanya menggunakan sungai Seine dan Bièvre sebagai asal air. Sebab pembuatan irigasi kemudian adalah: bendungan Romawi abad ke-1 dari Wissous di selatan (kemudian dibiarkan hancur); dumber dari bukit Tepi Kanan abad ke-11; sejak abad ke-15 sebuah bendungan dibangun di sepanjang jalur bendungan Wissous yang ditinggalkan; akhirnya, tahun 1809, canal de l'Ourcq menyediakan Paris dengan air dari sungai kurang berpolusi di timurlaut ibukota. Paris memiliki sumber air minum sejak abad ke-19: tahun 1857, insinyur sipil Eugène Belgrand, dibawah PréfetNapoleon III Haussmann, membangun berbagai bendungan baru yang membawa sumber dari semua lokasi di sekitar kota ke beberapa penampung yang dibangun di atas puncak tertinggi Ibukota. Sejak itu sistem sumber/penampung baru menjadi sumber utama air minum Paris, dan sisa sistem tua, dipompa ke tingkat rendah penampung yang sama, dan digunakan untuk pembersihan jalan-jalan di Paris. Sistem ini masih menjadi bagian dari jaringan penyediaan air modern Paris.
Paris memiliki 2.400 km selokan bawah tanah[45] untuk pembuangan limbah cair Paris. Sebagian berasal dari abad ke-19, hasil dari rencana gabunganPréfet Baron Haussmann dan insinyur sipil Eugène Belgrand untuk memperbaiki kondisi tak bersih Ibukota. Dikelola oleh layanan 24 jam sejak pembangunannya, hanya sejumlah kecil réseau bawah tanah Paris telah selesai direnovasi. Keseluruhan jaringan selokan bawah tanah Paris telah dikelola sejak abad ke-20 oleh sebuah sistem jaringan terkomputerisasi, dikenal dengan akronim "G.A.AS.PAR", yang mengatur semua distribusi air Paris, bahkan arus sungai Seine melalui ibukota.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;