Selama Perang Dunia I, Paris berada di garis depan perang, telah membendung serangan Jerman atas kemenangan Perancis dan Britania pada Pertempuran Pertama Marne tahun 1914. Pada tahun 1918-1919, terjadi parade kemenangan Sekutu dan perundingan perdamaian. Pada periode antarperang Paris terkenal karena masyarakat yang berbudaya dan berseni dan kehidupan malamnya. Kota ini menjadi tempat berkumpulnya pelukis dari seluruh dunia, dari komposer terusir Rusia Stravinsky dan pelukis Spanyol Picasso dan Dalí hingga penulis Amerika Hemingway.[20] Bulan Juni 1940, lima minggi setelah awal Pertempuran Perancis, Paris jatuh dalam pendudukan pasukan Jerman yang menetap di sana hingga kota ini dibebaskan bulan Agustus 1944, dua bulan setelah serangan Normandia.[21]
Paris Tengah yang terkena dampak Perang Dunia II tidak mengalami kerusakan, karena tidak ada target strategis bagi pengebom Sekutu (stasiun kereta di pusat Paris adalah stasiun terminal; pabrik besar terletak di pinggiran kota), dan juga karena tampilan budayanya. Jenderal von Choltitz dari Jerman tidak menghancurkan semua monumen Paris sebelum Jerman mundur, seperti yang diperintahkan Adolf Hitler, yang mengunjungi kota tahun 1940.[22]
Setelah perang, Paris mengalami pembangunan terbesarnya sejak akhir Belle Époque tahun 1914. Pinggiran kota mulai meluas, dengan pembangunan estat masyarakat besar yang dikenal sebagai cités dan permulaan distrik bisnis La Défense. Sebuah jaringan kereta bawah tanah ekspres canggih, RER, dibangun untuk melengkapi Métro dan melayani pinggiran kota yang jauh, sementara jaringan freeway dibuat di pinggiran kota, terpusat pada expressway Périphérique yang mengitari kota[rujukan?].
Sejak 1970-an, banyak pinggiran kota dalam Paris (khususnya utara dan timur) telah mengalami deindustrialisasi, dan cités makmur telah menjadi penampungan imigran dan pengangguran[rujukan?]. Di waktu yang sama, kota Paris (dalam lingkaran Périphérique) dan pinggiran barat dan selatan telah berkembang dari ekonomi tradisional ke jasa bernilai tinggi dan produksi peralatan canggih, menghasilkan keuntungan bagi penduduknya yang pendapatan per kapitanya di antara yang tertinggi di Eropa. Perbedaan sosial itu membawa kedua daerah tersebut memberontak sejak pertengahan 1980-an, seperti kerusuhan 2005 yang dipusatkan terutama di pinggiran timurlaut.
0 komentar:
Posting Komentar