
Siklus
Hidup
Cacing
tambang paling sering disebabkan oleh Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus. Cacing dewasa tinggal di usus halus bagian atas, sedangkan
telurnya akan dikeluarkan
bersama dengan kotoran manusia. Setelah 1-1,5 hari dalam tanah, larva tersebut menetas
menjadi larva rhabditiform. Dalam waktu 3 hari larva tumbuh menjadi
larva filariform yang dapat menembus kulit dan bertahan hidup hingga 7-8 minggu
di tanah. Setelah menembus kulit, cacing ikut ke aliran darah, jantung dan lalu
paru-paru. Di paru-paru menembus pembuluh darah masuk ke bronchus lalu trachea
dan laring.
Cacing dewasa berpindah-pindah tempat di daerah usus
halus dan tempat lama yang ditinggalkan mengalami perdarahan lokal. Jumlah
darah yang hilang setiap hari tergantung pada:
(1) jumlah cacing, terutama yang secara
kebetulan melekat pada mukosa yang berdekatan dengan kapiler arteri
(2) species cacing : seekor A. duodenale yang
lebih besar daripada N. americanus mengisap 5x lebih banyak darah
(3) lamanya infeksi. Gejala klinik penyakit cacing
tambang berupa anemia yang diakibatkan oleh kehilangan darah pada usus halus
secara kronik. Terjadinya anemia tergantung pada keseimbangan zat besi dan
protein yang hilang dalam usus dan yang diserap dari makanan. Kekurangan gizi dapat
menurunkan daya tahan terhadap infeksi parasit. Beratnya penyakit cacing
tambang tergantung pada beberapa faktor, antaza lain umur, wormload, lamanya
penyakit dan keadaan gizi penderita.
Siklus hidup Enterobius vermicularis
Telur disimpan di lipatan perianal (1).
Infeksi dari diri sendiri terjadi dengan memindahkan telur yang infektif ke
mulutdengan menggunakan tangan yang telah menggaruk daerah perianal (2).
Penularan dari orang ke orang dapat terjadimelalui penanganan pakaian atau
linen tempat tidur yang telah terkontaminasi. Enterobiasis juga dapat
diperolehmelalui permukaan di lingkungan yang terkontaminasi dengan telur
cacing kremi (misalnya, gorden, karpet). Sejumlahkecil telur dapat ditularkan
melalui udara dan dihirup. Telur-telur ini akan ditelan dan mengikuti
perkembangan yangsama dengan telur yang ditelan. Setelah telur ditelan, larva
menetas di usus halus (3) dan cacing dewasaberkembang di usus besar (4). Waktu
interval dari menelan telur yang infektif sampai cacing tersebut menjadi cacingbetina
yang mampu bertelur membutuhkan waktu satu bulan. Masa hidup cacing dewasa
adalah selama dua bulan.Cacing betina yang hamil berpindah di malam hari keluar
dari anus dan meletakkan telurnya ketika merangkak ke kulitdi daerah perianal
(5). Telur yang terdapat di dalam telur berkembang (telur menjadi infektif)
dalam waktu 4-6 jamdalam kondisi yang optimal (1). Retroinfeksi, or
berpindahnya larva yang baru menetas dari kulit anus kembali kerectum, dapat
terjadi tetapi seberapa seringnya hal ini terjadi masih belum diketahui


Pathogenesis dari filariasis sangat
erat kaitannya dengan daur hidup dari parasit yang menyebabkan filariasis
itu sendiri. Filariasis ( penyakit kaki gajah). Daur hidup dari Wuchereria
bancrofti dan Brugia malayi. Seseorang bisa digigit olehnyamuk Anopheles sp.
Yang mengandung larva dari cacing. Larvae keluar dari mulutnyamuk ketika
menggigit hospes. Kemudian larva berkembang di limfenodi dan matang setelah 1 tahun. Setelah satu
tahun, ia bisa pindah ke orang lain melaluigigitan nyamuk yang berpindah dan tetap
berada di aliran darah. Pematangan untuk menjadi cacing dewasa dan
kegiatan reproduksi yang berlangsung di limfenodimembuat aliran limfenodi
menjadi stasis (stagan). Seperti yang kita ketahui bahwaaliran system limfatik
merupakan sarana drainase system peredaran darah
Terdapatnya parasit di jaringan khususnya di kelenjar getah bening,
membuatadanya reaksi jaringan. Sehingga terjadilah reaksi inflamasi yang
diinduksi olehkomponen imun seperti makrofag dan granulosit (eosinofil) yang
berada di sekitar limfenodi yang trinfeksi membuat jaringan yang ada di
kelenjar limfe menjadifibrosis Hal ini tentu membuat semakin tersendatnya
system drainasetubuh. Sementara system drainase tubuh terganggu, mengakibatkan
cairan getah bening yang berada di sebelah distal dari sumbatan menjadi
ekstravasasi keluar interstitial sehingga menyebabkan penimbunan cairan di
interstitial
Namun, pada proses tersebut system imun tubuh terus berperan
dalammemusnahkan parasit tersebut. Pada saat sebelum terjadinya pembengkakan
jaringan,maka semua cacing yang ada sudah mati dan terputus daur hidupnya. Akan
tetapicacing tersebut menyumbat kelenjar getah bening, sehingga terjadilah
sumbatan dikelenjar getah bening, cairan ekstravasasi ke interstitial dan
menyebabkan pembengkakan jaringan
0 komentar:
Posting Komentar