Kamis, 15 Agustus 2013

siklus cacing


Siklus Hidup
Cacing tambang paling sering disebabkan oleh Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Cacing dewasa tinggal di usus halus bagian atas, sedangkan

telurnya akan dikeluarkan bersama dengan kotoran manusia. Setelah 1-1,5 hari dalam tanah, larva tersebut menetas menjadi larva rhabditiform. Dalam waktu 3 hari larva tumbuh menjadi larva filariform yang dapat menembus kulit dan bertahan hidup hingga 7-8 minggu di tanah. Setelah menembus kulit, cacing ikut ke aliran darah, jantung dan lalu paru-paru. Di paru-paru menembus pembuluh darah masuk ke bronchus lalu trachea dan laring.
Cacing dewasa berpindah-pindah tempat di daerah usus halus dan tempat lama yang ditinggalkan mengalami perdarahan lokal. Jumlah darah yang hilang setiap hari tergantung pada:
 (1) jumlah cacing, terutama yang secara kebetulan melekat pada mukosa yang berdekatan dengan kapiler arteri
(2) species cacing : seekor A. duodenale yang lebih besar daripada N. americanus mengisap 5x lebih banyak darah



(3) lamanya infeksi. Gejala klinik penyakit cacing tambang berupa anemia yang diakibatkan oleh kehilangan darah pada usus halus secara kronik. Terjadinya anemia tergantung pada keseimbangan zat besi dan protein yang hilang dalam usus dan yang diserap dari makanan. Kekurangan gizi dapat menurunkan daya tahan terhadap infeksi parasit. Beratnya penyakit cacing tambang tergantung pada beberapa faktor, antaza lain umur, wormload, lamanya penyakit dan keadaan gizi penderita.


Siklus hidup Enterobius vermicularis

Telur disimpan di lipatan perianal (1). Infeksi dari diri sendiri terjadi dengan memindahkan telur yang infektif ke mulutdengan menggunakan tangan yang telah menggaruk daerah perianal (2). Penularan dari orang ke orang dapat terjadimelalui penanganan pakaian atau linen tempat tidur yang telah terkontaminasi. Enterobiasis juga dapat diperolehmelalui permukaan di lingkungan yang terkontaminasi dengan telur cacing kremi (misalnya, gorden, karpet). Sejumlahkecil telur dapat ditularkan melalui udara dan dihirup. Telur-telur ini akan ditelan dan mengikuti perkembangan yangsama dengan telur yang ditelan. Setelah telur ditelan, larva menetas di usus halus (3) dan cacing dewasaberkembang di usus besar (4). Waktu interval dari menelan telur yang infektif sampai cacing tersebut menjadi cacingbetina yang mampu bertelur membutuhkan waktu satu bulan. Masa hidup cacing dewasa adalah selama dua bulan.Cacing betina yang hamil berpindah di malam hari keluar dari anus dan meletakkan telurnya ketika merangkak ke kulitdi daerah perianal (5). Telur yang terdapat di dalam telur berkembang (telur menjadi infektif) dalam waktu 4-6 jamdalam kondisi yang optimal (1). Retroinfeksi, or berpindahnya larva yang baru menetas dari kulit anus kembali kerectum, dapat terjadi tetapi seberapa seringnya hal ini terjadi masih belum diketahui



http://htmlimg4.scribdassets.com/ysqsnbam81cpc8a/images/1-9d61777dda.jpg


















Pathogenesis dari filariasis sangat erat kaitannya dengan daur hidup dari parasit yang menyebabkan filariasis itu sendiri. Filariasis ( penyakit kaki gajah). Daur hidup dari Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi. Seseorang bisa digigit olehnyamuk Anopheles sp. Yang mengandung larva dari cacing. Larvae keluar dari mulutnyamuk ketika menggigit hospes. Kemudian larva berkembang di limfenodi dan matang setelah 1 tahun. Setelah satu tahun, ia bisa pindah ke orang lain melaluigigitan nyamuk yang berpindah dan tetap berada di aliran darah. Pematangan untuk menjadi cacing dewasa dan kegiatan reproduksi yang berlangsung di limfenodimembuat aliran limfenodi menjadi stasis (stagan). Seperti yang kita ketahui bahwaaliran system limfatik merupakan sarana drainase system peredaran darah
Terdapatnya parasit di jaringan khususnya di kelenjar getah bening, membuatadanya reaksi jaringan. Sehingga terjadilah reaksi inflamasi yang diinduksi olehkomponen imun seperti makrofag dan granulosit (eosinofil) yang berada di sekitar limfenodi yang trinfeksi membuat jaringan yang ada di kelenjar limfe menjadifibrosis Hal ini tentu membuat semakin tersendatnya system drainasetubuh. Sementara system drainase tubuh terganggu, mengakibatkan cairan getah bening yang berada di sebelah distal dari sumbatan menjadi ekstravasasi keluar interstitial sehingga menyebabkan penimbunan cairan di interstitial
Namun, pada proses tersebut system imun tubuh terus berperan dalammemusnahkan parasit tersebut. Pada saat sebelum terjadinya pembengkakan jaringan,maka semua cacing yang ada sudah mati dan terputus daur hidupnya. Akan tetapicacing tersebut menyumbat kelenjar getah bening, sehingga terjadilah sumbatan dikelenjar getah bening, cairan ekstravasasi ke interstitial dan menyebabkan pembengkakan jaringan

0 komentar:

Posting Komentar

 
;